“Bintang Yang Berjalan” : Kisah Peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad ﷺ | Habib Ahmad Mujtaba bin Shahab
Pembahasan Isra Mikraj sebelumya yaitu pada peristiwa Isra, tentang bagaimana perjalanan Baginda Rasulullah ﷺ yang dimulai dari rumah ummu Hani sampai berujung di Batu yang terletak di Baitul Maqdis sehingga di situ menjadi anak tangga pertama menuju ke langit, perihal Isra adalah perjalanan dari Baitul Haram ke Baitul Maqdis.
Kisah perjalanan Isra dan Mikraj juga memperlihatkan betapa pentingnya doa, kesabaran, dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan dan tantangan. Nabi Muhammad ﷺ adalah teladan bagi umat Islam dalam menghadapi segala rintangan dengan kekuatan iman dan keyakinan kepada Allah.
KLIK : Berita terbaru Majelis Al Muwasholah
Dengan mengingat kisah Isra dan Mikraj, umat Islam diingatkan akan pentingnya mengikuti jejak Rasulullah dalam menjalani kehidupan, serta memperkuat iman dan ketakwaan kepada Allah dalam setiap langkah perjalanan hidup. Kisah ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah Islam, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi umat Islam di seluruh dunia.
Pada artikel ini, akan melanjutkan pembahasan perihal Mikraj itu sendiri yang dijelaskan oleh beliau Al Habib Ahmad Mujtaba bin Shahab yang berjudul “Bintang Yang Berjalan ( Mengungkap Rahasia Isra Mikraj” dan dapat disaksikan pembahasan secara lengkap melalui channel youtube Muwasholah TV.
KLIK : Bintang Yang Berjalan (Mengungkap Rahasia Isra Mikraj) || Bagian Dua || Habib Mujtaba bin Shahab
Memberitakan kepada umatnya tentang peristiwa Isra dan Mikraj, Nabi Muhammad ﷺ mengalami pengalaman luar biasa yang diawali dari rumah ummu Hani di Mekah. Perjalanan dimulai dengan peristiwa Isra, yang membawa Baginda dari Baitul Haram ke Baitul Maqdis, tempat yang kemudian menjadi titik awal perjalanan menuju langit.
Dalam peristiwa Mikraj, Nabi Muhammad ﷺ naik ke langit pertama bersama Malaikat Jibril, melewati pintu-pintu yang dijaga oleh malaikat penjaga langit. Di setiap langit, Baginda bertemu dengan para nabi terdahulu seperti Nabi Adam a.s, Nabi Isa a.s, Nabi Yusuf a.s, Nabi Idris a.s, Nabi Harun a.s, dan Nabi Musa a.s. Setiap nabi memberikan salam dan doa kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Ketika Baginda tiba di langit ketujuh, Baginda melihat Sidratul Muntaha, pohon besar yang sangat indah. Di sampingnya, Baginda melihat sungai-sungai yang menyajikan air dari berbagai sumber, termasuk sungai dari susu, khamar, dan sungai-sungai lainnya. Baginda juga bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s, yang duduk di kursi bersandar ke pintu Surga, dan melihat keindahan alam surga.
Dalam pertemuan puncak dengan Allah SWT, Nabi Muhammad ﷺ menerima perintah untuk melaksanakan salat lima puluh kali sehari. Namun, atas saran Nabi Musa a.s, Nabi Muhammad ﷺ memohon keringanan. Allah Ta’ala kemudian meringankan kewajiban salat menjadi lima kali sehari.
Selanjutnya, Baginda ﷺ turun kembali ke Baitul Maqdis dan kembali ke Mekah. Baginda menceritakan pengalaman luar biasa ini kepada umatnya, yang memicu berbagai reaksi di kalangan mereka. Ada yang mempercayai dengan sepenuh hati, seperti Abu Bakar ash-Siddiq yang langsung mempercayainya, sementara ada yang menentang dan menantang kebenaran peristiwa ini.
Namun, kebenaran peristiwa Isra dan Mikraj terbukti dengan adanya tanda-tanda yang sesuai dengan cerita Nabi Muhammad ﷺ. Para kafilah yang hilang, air yang berkurang, dan keterangan detail lainnya membuktikan kebenaran pengalaman luar biasa ini.
Peristiwa Isra dan Mikraj adalah bukti keajaiban dan keagungan Allah SWT serta kebenaran kenabian Nabi Muhammad ﷺ. Pengalaman ini bukan hanya menjadi bagian penting dalam sejarah Islam, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan pelajaran bagi umat Muslim hingga saat ini.
Semoga Allah ta’ala berikan kita manfaat daripada cerita Isra Mikraj ini dan Allah ta’ala jadikan kita senantiasa bernostalgia pada Isra Mikraj ini pada tiap-tiap salat kita. karena itulah oleh-oleh dari Baginda Rasulullah kepada kita dari perjalanan Isra dan Mikraj yang mana itu adalah nostalgia daripada pertemuan Baginda dengan Allah ta’ala.