Bagaimana Sikap Kita Terhadap Pengemis? | Habib Ahmad Mujtaba bin Shahab

Jakarta, Education AlMuwasholah

EDU.ALMUWASHOLAH.COM | Pengemis seringkali mendatangi kita dengan harapan mendapatkan bantuan. Namun, memberi uang kepada mereka tanpa pertimbangan yang bijaksana dapat menciptakan pola yang sulit untuk dipatahkan. Ketika pengemis datang kembali berulang kali, ada pertanyaan yang muncul: Apakah kita seharusnya terus memberi atau menolak?

Artikel ini termasuk dari penjelasan Habib Ahmad Mujtaba bin Shahab dalam Program Cerita Malam. Program unggulan dari Majelis Al Muwasholah, yang berisi membacakan cerita atau pertanyaan yang ditulis pada form yang sudah disediakan oleh Tim Multimedia Al Muwasholah kepada pendengar radio untuk dibacakan bersama Al Habib Ahmad Mujtaba. Program cerita malam ini disiarkan secara langsung yang diadakan setiap malam rabu pada pukul 21.00 melalui kanal radio.almuwasholah.com dan melalui channel youtube Muwasholah TV.

KLIK : Berita terbaru Majelis Al Muwasholah

Perihal pengemis yang sering kita jumpai ini memang menjadi dilema bagi banyak dari kita. Terlebih lagi, jika pengemis tersebut tampak sangat membutuhkan. Namun, sebaiknya kita tidak terjebak dalam siklus memberi tanpa pertimbangan. Sebaliknya, kita dapat memanfaatkan momen tersebut untuk memberikan bantuan yang lebih berkelanjutan. Maksud dari hal tersebut adalah, Habib Ahmad Mujtaba memberikan nasehat bahwa dapat dimanfaatkan sebagai momen sedekah harian kita.

Meskipun nominal yang kita berikan mungkin kecil, tetapi istiqamah dalam memberikan bantuan adalah kunci. Sebagai contoh, memberikan sedekah harian dalam jumlah kecil setiap hari dapat membantu mereka secara berkelanjutan. Dengan demikian, kita tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga menanamkan pendidikan dari segi rasa tanggung jawab dan kemandirian.

Baca juga artikel : Fatawaaddar.com, situs resmi berisi Fatwa dari Darul Mushtafa Tarim

Habib Ahmad Mujtaba juga menjelaskan, kadang-kadang kita menolak untuk memberi bukan karena kita pelit, namun demi kemaslahatan orang yang minta-minta itu agar tidak bergantung dengan pemberian orang. Karena hal tersebut termasuk sangat keji, dan menjadikan dia orang yang hilang harga dirinya.

Habib Mujtaba menyebutkan syair dalam bahasa Arab yang artinya ;

“Jangan engkau berikan aku segelas air kehidupan tapi dengan penghinaan, Aku tidak mau itu. Berikanlah aku segelas air yang pahit tapi dengan kehormatan”

Oleh sebab itu, kita juga harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam memberikan apa yang diminta tanpa pertimbangan. Menjadi bijaksana dalam memberi artinya juga memperhatikan kebutuhan yang sebenarnya dan memberikan bantuan yang sesuai. Selain itu, memberikan dukungan moral, seperti senyuman dan kata-kata yang baik, juga memiliki nilai yang sama pentingnya.

Terlepas dari situasi finansial kita, sikap terhadap pengemis haruslah dipenuhi dengan rasa kasih dan pengertian. Namun, penting untuk tetap mempertimbangkan dampak jangka panjang dari bantuan yang kita berikan, serta memberikan dukungan yang seimbang antara material dan moral. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya membantu secara sementara, tetapi juga membawa dampak positif dalam jangka panjang bagi mereka yang membutuhkannya.

Ringkasnya, kalau kita punya harta yang lebih maka kita kasih, namun kalau tidak punya harta yang lebih tetap kita kasih juga dengan senyuman, kasih kata-kata yang baik, dan jangan diberi kata-kata yang buruk, karena hal itu semua termasuk pemberian, artinya tidak ada istilah menolak, meskipun tidak memberi dengan harta namun juga bisa memberi dengan akhlak.

Related Articles