Wafat Pada 15 Ramadhan, Berikut Profil Sayyid Muhammad bin Abbas Alwi al-Maliki al-Hasani.
Jakarta, Education AlMuwasholah
EDU.ALMUWASHOLAH.COM | Memperingati haul ke-20, beliau Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani wafat pada 15 Ramadhan. Dikenal sebagai Imam Ahlussunnah Waljamaah, Abuya Sayyid Muhammad bin Abbas Alwi al-Maliki adalah salah satu ulama terkemuka pada abad ke-21.
KLIK : Berita terbaru Majelis Al Muwasholah
Kepakarannya beliau dalam ilmu syariat dan kapasitasnya sebagai pendidik membuatnya dihormati di seluruh dunia Islam. Abuya Sayyid Muhammad bin Abbas Alwi al-Maliki dikenal sebagai guru yang tidak keras dan selalu terbuka untuk berdiskusi dengan hikmah. Visinya adalah untuk meningkatkan perilaku umat Muslim dalam muamalah mereka dengan Allah dan sesama. Keterkenalannya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara.
Abuya Sayyid Muhammad bin Abbas Alawi al-Maliki dilahirkan di Kota Mekah pada tahun 1946 masehi atau bertepatan 1365 Hijriah, beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kaya akan ilmu dan ibadah. Ayahnya, Sayyid Alwi bin Abbas al-Maliki, adalah seorang ulama terkenal di Hijaz yang juga menjadi guru agama di Makkah. Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki belajar ilmu agama dari ayahnya dan ulama terkemuka lainnya di Makkah.
Baca juga : Kisah Masa Kecil Imam Abdullah Al-Haddad
Pada usia tujuh tahun, beliau sudah menghafal Al-Qur’an, dan pada usia 15 tahun, beliau mampu menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik. Beliau kemudian melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar di Kairo, di mana beliau meraih gelar tertinggi dalam studi hadis.
Beliau juga menguasai ilmu fiqih dari empat mazhab dan tinggal di wilayah yang mayoritas mengikuti mazhab Hambali. Meskipun beliau bermazhab Maliki, beliau dengan mudah menyesuaikan diri dengan santri yang mayoritas bermazhab Syafi’i. Dikenal sebagai “anak dari 4 mazhab”, beliau menguasai keempat mazhab Ahlussunnah Wal Jamaah dengan baik.
Baca juga : 4 Cara Meraih Keagungan Bulan Ramadhan
Perjalanan belajar beliau membawanya ke berbagai negara di dunia Islam, di mana beliau mendapatkan banyak wawasan dan ijazah dari lebih dari 200 ulama terkemuka. Pada tahun 1431 Hijriah, beliau dianugerahi gelar Profesor oleh Universitas Al-Azhar sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam penyebaran ilmu syariat.
Beliau juga produktif dalam menulis kitab-kitab dari berbagai cabang ilmu dan berhasil mencetak banyak murid dari berbagai negara di seluruh dunia. Pada tahun 2004, beliau wafat pada usia 60 tahun dan dimakamkan di dekat pusara istri Nabi Muhammad, Sayyidah Siti Khadijah, di Pemakaman Ma’la Mekah Al Mukarramah.
Kalam Abuya Sayyid Muhammad bin Abbas Alwi al-Maliki
Surga itu tidak gratis, belilah Surga itu dengan hartamu, amalmu, dan dengan tenagamu
Mari kita hadiahkan Surat Al Fatihah untuk beliau, semoga kita mendapat kesempatan untuk berziarah langsung di makam beliau dan keberkahan beliau senantiasa mengalir kepada kita agar menjadi muslim yang senantiasa melakukan ketaatan.