Ketika Umat Menderita, Apa Kewajiban Kita? – Syaikh Munir bin Salim Bazuhair

Jakarta, Education AlMuwasholah

‘Ketika Umat Menderita, Apa Kewajiban Kita?’ ditulis oleh Syaikh Munir bin Salim Bazuhair, 15 Rabiul Akhir 1446 H

Bismillahirrohmanirrohim

EDU.ALMUWASHOLAH.COM || Melihat umat yang terluka, berjuang, dan seperti teriris dari urat nadi ke urat nadi lainnya, mungkin membuat kita bertanya: Apa yang bisa kita lakukan? Berikut adalah beberapa hal yang perlu menjadi perhatian utama kita dalam menghadapi kondisi ini.

1. Tinggalkan Dosa dan Maksiat

Ketahuilah bahwa setiap orang yang masih tenggelam dalam maksiat, sadar atau tidak, turut memperparah keadaan umat. Bencana tidak datang tanpa sebab, dan hukuman hanya turun karena dosa. Karenanya, mengangkat slogan di ponsel atau media sosial kita, sambil tetap melanjutkan perbuatan dosa, adalah bentuk kontradiksi yang nyata. Bagaimana mungkin kita memohon pertolongan dari Allah untuk kemenangan, sementara kita melanggar perintah-Nya? Jika benar-benar ingin membantu, kita butuh keikhlasan dan tindakan nyata, bukan sekadar simbol atau keprihatinan sementara.

2. Menghidupkan Shalat Berjamaah

Melakukan shalat berjamaah, khususnya di masjid, adalah perbuatan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Jika umat Islam di seluruh dunia dengan penuh keikhlasan menghidupkan shalat lima waktu berjamaah, kemenangan akan semakin dekat. Ada yang mengatakan, “Palestina tidak akan bebas hingga umat Islam berkumpul saat subuh sebagaimana mereka berkumpul saat shalat Jumat.” Kebangkitan umat ini dimulai dari meninggalkan ketidakacuhan terhadap kewajiban shalat berjamaah. Dengan menjadi umat yang mencintai jamaah, kita akan menemukan kembali kemuliaan yang telah lama hilang.

3. Doa di Waktu Khusus

Tidak semua orang bisa berjuang di medan pertempuran, tetapi setiap orang bisa memanjatkan doa. Dalam kesendirian kita, mari meminta dengan hati yang penuh kepasrahan agar Allah mengangkat segala penderitaan yang menimpa umat ini. Doa di hadapan orang lain memang baik, tetapi doa dalam kesunyian, dengan hati yang penuh kepedihan, jauh lebih indah dan bermakna. Siapa pun yang hatinya tidak tersentuh untuk mendoakan umat di tengah kondisi ini, maka dia telah mengkhianati umat dan menunjukkan betapa sedikit empatinya terhadap penderitaan mereka.

4. Menumbuhkan Kesadaran pada Generasi Muda

Generasi muda harus mengenal identitas, agama, sejarah, dan isu-isu utama umat Islam. Pengetahuan ini tidak boleh disampaikan dengan emosional semata, tetapi dengan hikmah dan logika yang baik. Jika kita membiarkan generasi ini terjebak dalam hiburan dan kesenangan kosong, kita sebenarnya berkontribusi pada keterpurukan umat. Pahlawan yang mampu memperjuangkan Islam adalah mereka yang memiliki ilmu, kesadaran, dan wawasan yang kuat.

5. Mempersiapkan Persatuan Umat

Dengan kesadaran yang mendalam, kita harus berupaya membentuk persatuan umat yang kuat, menjauhi perpecahan dan sektarianisme. Kita harus waspada terhadap musuh yang selalu berupaya memecah-belah umat. Semakin dekat kita pada persatuan, semakin dekat pula kita pada pencapaian tujuan besar, yaitu mencetak generasi mukmin yang kuat dan penuh hikmah, yang menyebarkan nilai-nilai Islam di seluruh dunia dengan cahaya yang penuh ketulusan.

6. Berhenti Mencurigai Sesama

Kita harus berhenti merendahkan dan mencurigai sesama muslim, seolah kemenangan hanya dapat diraih oleh golongan tertentu dengan cara tertentu. Mari hindari sikap emosional yang tidak berdasar dan tuduhan terhadap niat orang lain. Sesungguhnya, banyak dari upaya penolong sejati yang mungkin tidak tampak dalam wujud yang kita sangka, dan hanya Allah yang mengetahui niat yang tulus. Kemenangan akan hadir jika kita mengikuti jejak mereka yang lebih tua dalam agama, akal, dan ketulusan.

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk menjalankan amanah ini dan menuntun kita ke jalan-Nya. Amin.

Penerjemah: Ustadz Adam Haikal
Sumber: https://www.facebook.com/share/p/1BBdXC2Uou/ (Fanpage Facebook Syaikh Munir Bazuhair)

Related Articles

EDU.ALMUWASHOLAH.COM | Dikutip dari cnnindonesia.com. Ulama sekaligus pendakwah asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz, datang ke Indonesia untuk mengisi sejumlah kegiatan keagamaan. Ia dijadwalkan melawat…