Kisah Masa Kecilnya Imam Abdullah Al-Haddad

Jakarta, Education AlMuwasholah

EDU.ALMUWASHOLAH.COM | Seorang kekasih Allah yang paling populer di kalangan umat islam, yaitu al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Haddad. Imam Al Haddad sudah tidak asing dengan ratibnya yang bahkan sudah banyak dibaca dari berbagai negara seperti; India, Afrika, Malaysia, dan negara-negara bagian barat maupun selatan.

al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al Haddad merupakan orang Tarim asli yang lahir pada tanggal 5 Safar 1044 H. Ia tumbuh dengan didikan yang luar biasa dari kedua orang tuanya yang saleh dan salihah. Sehingga di masa kecilnya sudah tampak tanda-tanda kesalehannya.

KLIK : Berita terbaru Majelis AlMuwasholah

Ibunya bernama Hubaba Salma Al-Habsyi menceritakan ketika kecilnya Imam Haddad. Saat masih bayi, Imam Haddad menangis selama berhari-hari sehingga membuat ibunya heran. Kemudian saat ibunya membuka bedung, yaitu kain penutup sebagai pakaian anak balita untuk pengikat dari kaki sampai leher, ternyata ditemukan hewan serangga kalajengking.

Di usia 4 tahun, ujian hidup semasa kecilnya bertambah. Beliau terkena cacar yang kemudian oleh kerabat diberikan minyak, namun hal tersebut justru menyebabkan beliau hilang fungsi indra penglihatannya, alias mengalami kebutaan.

Karena tidak tega dengan ujian yang menimpa anaknya, Ibunda al-Habib Abdullah Al Haddad membawa beliau ke Makam Imam Alaydrus dan bertawassul kepada wali Allah. Ibunya mengeluh kepada sang Imam mengenai keadaan anaknya, hingga akhirnya terjadi hal luar biasa dari makam tersebut. Cerita tersebut dinukil oleh Imam Muhammad bin Zein bin Smith dalam kitab “Ghoyyadul Qosdi Wal Murod” yang mengarang manaqib imam haddad sebanyak 2 jilid yang besar.

Baca juga : Profil Habib Muhammad bin Thohir Al Haddad, Haul Tegal.

Saat al-Habib Abdullah al-Haddad belum memasuki masa balig, yaitu di usia 8 tahun. Beliau tiap pagi melaksanakan salat dhuha sebanyak 200 rakaat di masjid yang berbeda yaitu dengan cara berpindah dari masjid ke masjid yang lain.

Ketika dewasa, al-Habib Abdullah al-Haddad sedang duduk di majelis, saat itu terdapat salah satu jamaah yang terlintas hatinya perihal penglihatan dari sang imam, kemudian al-Habib Abdullah al-Haddad menegur jamaah tersebut dengan mengatakan bahwa ada lalat di cangkir kopinya. Hal tersebut sebagai bukti, bahwa beliau memiliki karomah terkait penglihatan zahir dan batinnya yang jarang diketahui.

al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al Haddad belajar dari ulama-ulama Tarim dan Haromain, diantaranya al-Imam al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Athas. Sosok yang menjadi pengarang ratib al-Athas yang sudah populer juga di kalangan umat.

Dalam menimba ilmu dari gurunya, al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al Haddad sering mendapat keistimewaan dari gurunya. Meskipun pertemuan dengan gurunya tidak banyak, gurunya begitu menghormati dan meminta doa serta keberkahan dari kehadiran Imam Haddad.

Demikian kisah ringkas seputar Imam Haddad di masa kecilnya, semoga kita dapat mengambil hikmah yang dapat menjadikan selalu termotivasi, baik dalam menuntut ilmu serta melakukan ketaatan kepada Allah Swt.

Related Articles

EDU.ALMUWASHOLAH.COM | Dikutip dari cnnindonesia.com. Ulama sekaligus pendakwah asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz, datang ke Indonesia untuk mengisi sejumlah kegiatan keagamaan. Ia dijadwalkan melawat…